Waiting for the day: ditulis beberapa hari menjelang pernikahan

prewedding photo by roni pratama
Nemu tulisan ini di draft, tulisan yang dulu belum sempat terposting.. pas dibuka lagi, terharu sendiri baca nya.. sekarang sudah jadi suami istri dan kami sangat berbahagia... diposting biar suatu saat nanti bisa dibaca kembali (bersama-sama ayah Sabina) mengenang perjalanan cinta berdua.
~ ~ ~ ~
~ ~ ~ ~
~ ~ ~ ~
Menunggu-nunggu hari yang spesial, setelah sekian lama bersama, melewati berbagai hal bersama, mulai dari ikut-ikut lomba bareng-bareng.. merayakan malam tahun baru di pantai Angsana ditemani kembang api sama anak-anak duta wisata, KKN bersama, ke pare, ke bandung, jakarta, surabaya, malang, gunung bromo sama-sama, sampai melewati tragedi letusan gunung Kelud juga sama-sama di Kediri.
Semua itu tidak akan pernah bisa dilupakan... sangat indah, dan selalu ingin mengulangnya kembali..

Dulu itu, saat pertama bertemu..aku tidak pernah berfikir untuk bisa menjadi istrinya, aku hanya ingin bisa dekat dengannya, menjadi perhatian utamanya, itu saja.. 
tapi itu empat tahun yang lalu, ya, sudah lama memang.. tapi empat tahun yang penuh dengan warna, penuh dengan pengalaman berharga, penuh dengan perjalanan yang indah dan tidak terduga. 
Rasanya..perkenalan itu baru saja terjadi.
kami punya banyak kekurangan satu sama lain, dia dengan kecuekkannya, aku dengan keegoisanku.. tapi entah kenapa selalu ada saja jalan untuk kami kembali bersama.
aku bahkan selalu mencoba untuk move dan menerima orang lain, tapi selalu tidak bisa..
dia tidak bisa dibandingkan dengan siapapun, kesabarannya, kesetiaannya, kesungguhannya untuk mempertahankan hubungan ini.
sungguh selama ini aku terlalu mencari kekurangan-kekurangannya dan melupakan pengorbanannya..
dan sungguh pula aku sangat menyesalinya..
aku sadar bahwa dia selalu berusaha untuk memberikan apapun yang aku inginkan..
maka jika nanti aku diberi kesempatan untuk menjadi istrinya, aku ingin sekali meminta maaf dan melayaninya seumur hidupku..

dari dulu, dia selalu sendiri, jauh dari orang tuanya, kampung halamannya, keluarga besarnya. aku bahkan merasa bahwa dia tumbuh tanpa ada pengaruh sifat dari orang tuanya.. dia menyelesaikan masalahnya sendiri, tumbuh besar sebagaimana adanya..
aku ingin sekali, kehadiranku dihidupnya bisa memberikan perhatian padanya, melengkapi kesendiriannya, menemaninya melangkah bersama, mencapai tujuan hidup bersama..

Ya Tuhan, aku sangat mencintainya..
semoga kau jadikan kami jodoh untuk selama-lamanya, aku ingin bisa menjadi istri yang baik untuknya, aku ingin menanamkan kebahagiaan dalam hidupnya, aku ingin menjadi seseorang yang selalu ada untukknya bercerita, berkeluh kesah, berdiskusi, dan mengarungi hidup..
izinkan aku ya Tuhan..


Komentar

Postingan Populer